Kamis, 25 September 2008

Satu senyum sanggup sejukkan jiwa
Satu kata sanggup ubah hati
Beribu maaf dengan setulus hati kuucap,
Andai khilaf pernah kuperbuat




Satu senyum sanggup sejukkan jiwa
Satu kata sanggup ubah hati
Beribu maaf dengan setulus hati kuucap,
Andai khilaf pernah kuperbuat




Selengkapnya ....

Senin, 22 September 2008

Ujianpun Datang

2 Minggu sudah bulan yang penuh berkah kami lalui. Namun begitu sedikit ibadah yang kami jalani. Bahkan masih banyak ibadah-ibadah yang kami lalaikan. Padahal Allah menjanjikan, kalau setiap amalan-amalan Ibadah Sunnah akan dilipatgandakan pahalanya sama dengan amalan Ibadah Wajib pada bulan di luar bulan Ramadhan..

Sedangkan untuk amalan yang wajib, akan dilipatgandakan pahalanya menjadi 70 kali lipat dari amalan yang sama di bulan di luar Ramadhan.

Senin, 15 September 2008, Setelah berbuka puasa dengan menu 'sekenanya', diteruskan sholat magrib berjamaah di Kantor Istri (daerah Cikini), tepat pukul 6.40 akhirnya kami berkunjung ke RSIA Tambak. Langsung dilayani oleh CS RSIA Tambak. Setelah menunggu sekitar 40 menit, akhirnya kami dapat giliran.

Setelah berkonsultasi cukup lama dengan Dokter Kandungannya, akhirnya kami berdua diajak ke tempat khusus untuk melihat USG. Setelah cukup lama kami diberikan penjelasan mengenai kondisi dari janin yang ada ditubuh Istri tercinta, dokter kandungan memperlihatkan bahwa ada pendarahan, tapi pendarahan itu tidak keluar. Dokter bilang, apabila pendarahan ini terus bertambah banyak (besar), maka dikhawatirkan akan membahayakan si janin.

'Deeegghh..' Ya Allah.. apa sebenarnya yang terjadi ?". Setelah diberikan saran-saran oleh Dokter tersebut, akhirnya istri disuruh 'Bed Rest' selama 7 hari.

Rasa sedih, khawatir dan bersalah selalu bergelayut dalam pikiranku. Cuman rasa berserah diri sama Allah yang bisa kami lakukan, selain terus berikhtiar. Alhasil aku merangkap sebagai kepala rumah tangga sekaligus Ibu rumah tangga. Ya maklum, kami cuman hidup berdua di sebuah rumah kontrakan yang sederhana. Jadi semuanya aku lakukan sendiri untuk melayani istri tercinta.

Alhamdulillah, hikmahnya aku jadi mulai bisa belajar memasak (hehehe...), mulai dari masak sayur sop, cap cay, dan sayur yang cepat saji sudah bisa aku kuasai (hehe.. sombong bangett y.. tp gak tau deh rasanya.. hehe).

Aku masih terus belajar untuk berbuat baik dan bersabar, terutama untuk istri tercinta. Ya Allah.. berilah kami ketabahan dalam menghadapi ujian-Mu ini.

Semoga kami diberikan amanat anak yang Sholeh dan Sholehah yang akan lahir dari rahim istri tercinta.

2 Minggu sudah bulan yang penuh berkah kami lalui. Namun begitu sedikit ibadah yang kami jalani. Bahkan masih banyak ibadah-ibadah yang kami lalaikan. Padahal Allah menjanjikan, kalau setiap amalan-amalan Ibadah Sunnah akan dilipatgandakan pahalanya sama dengan amalan Ibadah Wajib pada bulan di luar bulan Ramadhan..


Sedangkan untuk amalan yang wajib, akan dilipatgandakan pahalanya menjadi 70 kali lipat dari amalan yang sama di bulan di luar Ramadhan.

Senin, 15 September 2008, Setelah berbuka puasa dengan menu 'sekenanya', diteruskan sholat magrib berjamaah di Kantor Istri (daerah Cikini), tepat pukul 6.40 akhirnya kami berkunjung ke RSIA Tambak. Langsung dilayani oleh CS RSIA Tambak. Setelah menunggu sekitar 40 menit, akhirnya kami dapat giliran.

Setelah berkonsultasi cukup lama dengan Dokter Kandungannya, akhirnya kami berdua diajak ke tempat khusus untuk melihat USG. Setelah cukup lama kami diberikan penjelasan mengenai kondisi dari janin yang ada ditubuh Istri tercinta, dokter kandungan memperlihatkan bahwa ada pendarahan, tapi pendarahan itu tidak keluar. Dokter bilang, apabila pendarahan ini terus bertambah banyak (besar), maka dikhawatirkan akan membahayakan si janin.

'Deeegghh..' Ya Allah.. apa sebenarnya yang terjadi ?". Setelah diberikan saran-saran oleh Dokter tersebut, akhirnya istri disuruh 'Bed Rest' selama 7 hari.

Rasa sedih, khawatir dan bersalah selalu bergelayut dalam pikiranku. Cuman rasa berserah diri sama Allah yang bisa kami lakukan, selain terus berikhtiar. Alhasil aku merangkap sebagai kepala rumah tangga sekaligus Ibu rumah tangga. Ya maklum, kami cuman hidup berdua di sebuah rumah kontrakan yang sederhana. Jadi semuanya aku lakukan sendiri untuk melayani istri tercinta.

Alhamdulillah, hikmahnya aku jadi mulai bisa belajar memasak (hehehe...), mulai dari masak sayur sop, cap cay, dan sayur yang cepat saji sudah bisa aku kuasai (hehe.. sombong bangett y.. tp gak tau deh rasanya.. hehe).

Aku masih terus belajar untuk berbuat baik dan bersabar, terutama untuk istri tercinta. Ya Allah.. berilah kami ketabahan dalam menghadapi ujian-Mu ini.

Semoga kami diberikan amanat anak yang Sholeh dan Sholehah yang akan lahir dari rahim istri tercinta.

Selengkapnya ....

Senin, 01 September 2008

Ramadhan penuh cobaan

Beberapa hari menjelang bulan Suci Ramadhan, Pertamina kembali menaikkan harga gas Elpiji. Untuk ukuran yang 12 kg di pasaran mencapai harga Rp 90.000,- bahkan lebih.


Bingung mengikuti Kebijakan pemerintah yang sering menyengsarakan 'wong cilik' (kata-kata andalan Bu Mega). Konfersi 'mitan' ke gas yang dianggap bisa mengatasi krisis BBM, tapi kenyataannya malah tambah runyam. Tengoklah antrian-antrian panjang di berbagai daerah, banyak ibu-ibu rumah tangga yang rela berpanas-panas ria, untuk sekedar mendapatkan beberapa liter minyak tanah. Bahkan nyawa bisa jadi taruhan, gara-gara berdesak-desakan dan terinjak-injak pada saat rebutan antrian.

Sebut saja A, seorang penjual gorengan dari Cirebon, yang biasa mangkal di daerah Kebayoran Baru, dengan semangat yang membara-bara (jihad demi keluarga), dia kayuh sepeda ontelnya dengan kecepatan maksimal (wah.. susah ukurnya, hehe, mungkin 60 km/jam kali y), tak melakukan sikut kiri-kanan,tetap lurus sambil injak atas bawah. Rupanya Allah begitu sayang sama bapak satu ini. Akhirnya diapun merekalan di'cium' si gagah perkasa Kereta Api. Lepaslah nyawa yang cuman sebatang kara itu. Dia meninggalkan 5 orang anak, 1 orang istri di kampung halamannya di Cirebon sana. Saya yakin ini hanya 1 dari sekian ribu bapak/ibu rumah tangga yang mengalami nasib tragis.

Balik lagi yuks ke soal mitan. Oke lah kebijakan konfersi mintan ke elpiji bisa diterima secara nalar. Tapi kenapa permasalahan baru muncul, ketika si biru mungil itu pun tiba-tiba ikutan 'melenyapkan' dari pasaran. Duuhh.. si biru mungil, ada apa gerangan dengan dirimu? kenapa engkau ikut-ikutan kakakmu si 'mitan' lari juga ?

Biasa lah, Pertamina selalu mengklaim bahwa BUMN itu selalu merugi, sehingga mengharuskan adanya kenaikan harga gas Elpiji. Gas elpiji 'rakyat' ukuran 3 kg di pasaran harganya membengkak menjadi Rp. 17.000,-, sedangkan yang 12 kg lebih bengkak lagi mencapai lebih dari Rp 90.000,-. Di saat-saat kaum muslimin menyambut Ramadhan dengan penuh keceriaan,atas kedatangan tamu Agung ini, pemerintah malah menimpakan musibah ini.

Apakah mereka tidak memperhatikan dampak dari kenaikan harga si biru ajaib ini? Otomatis harga-harga bahan pokokpun menjadi ikutan 'trend' merubah harganya. Padahal lebaran masih jauh, tapi semua bahan kebutuhan pokok sudah berubah 'baju' harganya. Alhasil banyak sudah ibu-ibu rumah tangga untuk memasak kembali ke masa 'baheula' dengan menggunakan kayu bakar, meninggalkan mitan.

Sampai kapan y semua ini kembali normal, apakah ada calon presiden yang peduli sama nasib rakyatnya? yang mampu untuk tidak menaikkan harga BBM dan harga-harga kebutuhan pokok buat rakyatnya. Calon presiden yang bisa mensejahterakan rakyatnya ?

Beberapa hari menjelang bulan Suci Ramadhan, Pertamina kembali menaikkan harga gas Elpiji. Untuk ukuran yang 12 kg di pasaran mencapai harga Rp 90.000,- bahkan lebih.



Bingung mengikuti Kebijakan pemerintah yang sering menyengsarakan 'wong cilik' (kata-kata andalan Bu Mega). Konfersi 'mitan' ke gas yang dianggap bisa mengatasi krisis BBM, tapi kenyataannya malah tambah runyam. Tengoklah antrian-antrian panjang di berbagai daerah, banyak ibu-ibu rumah tangga yang rela berpanas-panas ria, untuk sekedar mendapatkan beberapa liter minyak tanah. Bahkan nyawa bisa jadi taruhan, gara-gara berdesak-desakan dan terinjak-injak pada saat rebutan antrian.

Sebut saja A, seorang penjual gorengan dari Cirebon, yang biasa mangkal di daerah Kebayoran Baru, dengan semangat yang membara-bara (jihad demi keluarga), dia kayuh sepeda ontelnya dengan kecepatan maksimal (wah.. susah ukurnya, hehe, mungkin 60 km/jam kali y), tak melakukan sikut kiri-kanan,tetap lurus sambil injak atas bawah. Rupanya Allah begitu sayang sama bapak satu ini. Akhirnya diapun merekalan di'cium' si gagah perkasa Kereta Api. Lepaslah nyawa yang cuman sebatang kara itu. Dia meninggalkan 5 orang anak, 1 orang istri di kampung halamannya di Cirebon sana. Saya yakin ini hanya 1 dari sekian ribu bapak/ibu rumah tangga yang mengalami nasib tragis.

Balik lagi yuks ke soal mitan. Oke lah kebijakan konfersi mintan ke elpiji bisa diterima secara nalar. Tapi kenapa permasalahan baru muncul, ketika si biru mungil itu pun tiba-tiba ikutan 'melenyapkan' dari pasaran. Duuhh.. si biru mungil, ada apa gerangan dengan dirimu? kenapa engkau ikut-ikutan kakakmu si 'mitan' lari juga ?

Biasa lah, Pertamina selalu mengklaim bahwa BUMN itu selalu merugi, sehingga mengharuskan adanya kenaikan harga gas Elpiji. Gas elpiji 'rakyat' ukuran 3 kg di pasaran harganya membengkak menjadi Rp. 17.000,-, sedangkan yang 12 kg lebih bengkak lagi mencapai lebih dari Rp 90.000,-. Di saat-saat kaum muslimin menyambut Ramadhan dengan penuh keceriaan,atas kedatangan tamu Agung ini, pemerintah malah menimpakan musibah ini.

Apakah mereka tidak memperhatikan dampak dari kenaikan harga si biru ajaib ini? Otomatis harga-harga bahan pokokpun menjadi ikutan 'trend' merubah harganya. Padahal lebaran masih jauh, tapi semua bahan kebutuhan pokok sudah berubah 'baju' harganya. Alhasil banyak sudah ibu-ibu rumah tangga untuk memasak kembali ke masa 'baheula' dengan menggunakan kayu bakar, meninggalkan mitan.

Sampai kapan y semua ini kembali normal, apakah ada calon presiden yang peduli sama nasib rakyatnya? yang mampu untuk tidak menaikkan harga BBM dan harga-harga kebutuhan pokok buat rakyatnya. Calon presiden yang bisa mensejahterakan rakyatnya ?

Selengkapnya ....

Ya Allah...

Apapun Ibadah Kami Jadikan itu sebagai tanda syukur dan tanda bakti kami kepada-Mu

Recent Comments

Promo/Iklan

 
Copyright © 2010 An-Nafsy' | Design : Noyod.Com Sponsored by NewBloggerTemplates